Buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Manual untuk perencanaan dan evaluasi jalan di Indonesia. Documents Similar To Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Buku Perencanaan Transportasi. Analisis simpang tiga tak bersinyal berdasarkan manual kapasitas jalan indonesia (MKJI) 1997(studi kasus Simpang Tiga Bundaran Jalan Raya Solo-Boyolali dan Jalan Raya.
Manual Kapasitas Jalan Indonesia
Untuk diketahui MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 adalah buku manual/panduan (yang disertai piranti lunaknya, KAJI) yang digunakan untuk menghitung kapasitas dan perilaku lalulintas di segmen-segmen jalan (mikro) di Indonesia, sehingga tidak dapat digunakan untuk melihat atau menganalisis kinerja jaringan jalan secara makro. Analisis kinerja jaringan jalan membutuhkan software pemodelan, bukan software seperti KAJI. Di Amerika Serikat, MKJInya bernama AHCM (American Highway Capacity Manual).
Penggunaan MKJI 1997 biasanya digunakan untuk melihat kinerja simpang (bersinyal dan tidak bersinyal), kinerja ruas jalan, jalinan, dll yang terisolasi (isolated), jadi sifatnya tertutup pada sebuah segmen.
Buku jalan raya. 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A.
SEJARAH JALAN 1. Jejak Pada saat pertama manusia mendiami bumi kita ini, usaha mereka pertama-tama ialah mencari jalan untuk mencari kebutuhan hidup mereka terutama makan dan minum. Dalam mencari jalan, mereka dan juga binatang-binatang mencari tempat-tempat yang paling sedikit rintangannya. Pada waktu itu mereka masih merupakan pengembara-pengembara, maka yang didapat hanya jejak saja.
Manusia dan binatang mempunyai salah satu kepentingan yang sama, ialah minum, maka jejak-jejak ini yang menuju ke danau-danau atau ke sungai-sungai terlihat lebih nyata. Jalan Setapak Dengan bertambahnya jumlah manusia dan hidup berkelompok, maka mereke membutuhkan tempet-tempet berdiam walaupun untuk sementara. Umumnya mereka berpindah-pindah temept secara musiman atau bila tempat- tempat disekitarnya sudah tidak ada atau kurang bahan makanan yang mereka butuhkan, sehingga terciptalah jalan setapak atau yang dihutan disebut lorong- lorong tikus. Jalan setapak ini merupakan jalan musiman untuk berburu pada musim berburu dan untuk mencari ikan pada waktu mencari ikan.
Jalan Sebagai Prasarana Sosial dan Ekonomi Pada 50 abad yang lalu manusia mulai hidup berkelompok di suatu tempat membentuk suku-suku bangsa dan bangsa-bangsa. Pada saat ini manusia mulai mempergunakan jalan yang tetep untuk mengadakan hubungan dan tukar-menukar barang antara suku-suku bangsa dan bangsa-bangsa tersebut. Pada saat inilah sejarah jalan yang sesungguhnya dimulai yang berfungsi sebagai prasarana Sosial dan Ekonomi. Jalan Sebagai Prasarana Sosial, Ekonomi, politik, Militer dan Kebudayaan Bangsa Persia (6 abad S.M.) dan bangsa Romawi (4 abad S.M.) mulai menaruh perhatian kepada pembuatan jalan-jalan untuk mempertahankan peersatuanbangsanya dan untuk gerakan tentaranya dalam memperluas jajahannya. Dengan demikian fungsi jalan bertambah dengan politik dan mil;iter. Selama mereka menaklukkan bangsa-bangsa lain, juga membawa kebudayaan, maka jalan juga mempunyai fungsi kebudayaan. Bangsa Persia mulai abad ke 6 S.M.
Membuat jalan sepanjang 1.755 mil lewat Asia kecil, asia Barat Daya sampai ke teluk Persia. Bangsa Romawi yang terkenal itu, selama abad ke 4 S.M.
Sampai abad ke 4 M. Membuat jalan 50.000 mil di Italia, Perancis, Spanyol, Inggris, bagian barat Asia Kecil dan bagian Utara Afrika, sehingga bangsa Romawi terkenal sebagai pembuat jalan yang terbasar pada zaman itu.
B.SEJARAH PERKERASAN JALAN 1. Setelah Mengenal Hewan Sebagai Alat Angkutan Setelah meengenal hewan sebagai alat pengangkut, maka konstruksi jalan menjadi maju, yaitu: a. Bentuk jalan bertangga –tangga sudah dibuat lebih mendatar.
Batu-batu yang ditempatkan jarang-jarang di tempat yang jelek sudah dibuat lebih kerap dan menutup rapat tempat-tempat yang jelek tersebut. Setelah Mengenal Kendaraan Beroda Bangsa Romawi mulai abad ke 4 SM sampai abad ke 4 M telah membuat jalan dengan perkerasan dengan tebal lebih dari 1 meter dan lebar lebih kurang 12 meter. Pada Akhir Abad ke 18 Penemuan penting pada akhir abad 18 adalah perkerasan yang diciptakan oleh Thomas Telford seorang ahli jembatan lengkung, dengan prinsip. 3 seperti jembatan lengkung diciptakan perkerasan yang kemudian dinamakan sistem Telford.
Kemudian ditemukan pula konstruksi perkerasan dengan prinsip penyebaran beban dengan menyusun batu yang semakin ke atas semakin kecil, sehingga perkerasan jalan tersebut dinamakan perkerasan sistem Macadam. 4 BAB II GEOMETRIK JALAN ANTAR KOTA 2.1.
KLASIFIKASI JALAN 2.1.1. Fungsi Jalan Berdasarkan fungsinya jalan dibagi menjadi: - Jalan Arteri - Jalan Kolektor - Jalan Lokal 2.1.2. Kelas Jalan Berdasarkan kelasnya jalan dapat dibagi menurut Peraturan Pemerintah no. 43/1993: Arteri terdiri dari: - Kelas I beban as 10 t - Kelas II beban as 25%. 5 2.1.4. Wewenang Pemeliharaan Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
26/1985 wewenang pemeliharaannya jalan dapat dibagi menjadi: - Jalan Nasional - Jalan Propinsi - Jalan Kabupaten - Jalan Desa - Jalan Khusus 2.1.5. Satuan Mobil Penumpang ( SMP ) SMP adalah angka satuan kendaraan yang berhubungan dengan kapasitas jalan, dimana mobil penumpang ditetapkan memiliki 1 SMP Tabel 2.1. Ekivalen Mobil Penumpang (emp) No. Jenis Kendaraan Datar/ Perbukitan Pegunungan 1. Sedan,Jeep,Station Wagon Pick-Up, Bus Kecil, Truk Kecil Bus dan Truk Besar 1,0 1,2-2,4 1,2-2,5 1,0 1,9-3,5 2,2-6,0 Didalam Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI ) dibedakan antara lalu lintas dan hambatan samping.
Yang dimaksud dengan lalu lintas adalah: - Kendaraan berat dan menengah ( bus kecil ): MHV - Bus besar: LB - Truk Besar (truk kombinasi): LT - Kendaraan ringan: LV - Kendaraan motor: UM. 6 Sedangkan yang dimaksud dengan hambatan samping adalah kendaraan tak bermotor dan pejalan kaki Kendaraan rencana dapat dibedakan: - Kendaraan kecil: mobil penumpang - kendaraan sedang: truk 3 as tandem dan bus besar 2 as - kendaraan besar: truk semi trailer 2.1.6. Volume Lalu Lintas Rencana Volume Lalu Lintas Harian rencana (VLHR) adalah prakiraan volume lalu lintas harian pada akhir tahun rencana lalu lintas dinyatakan dalam SMP/hari Volume Jam Rencana (VJR) adalah prakiraan volume lalu lintas pada jam sibuk tahun rencana lalu lintas, dinyatakan dalam SMP/jam, dihitung dengan rumus: VJR = VLHR x K/R Dimana: K: faktor lalu lintas jam sibuk F: faktor variasi tingkat lalu lintas perseperempat jam dalam satu jam Dari VJR nantinya dapat digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan.
Penentuan faktor K dan faktor F berdasarkan Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata VLHR K (%) F 50.000 30.000-50.000 10.000-30.000 5.000-10.000 1.000-5.000 10.000 20.000 6.000 500.